Cerpen Bidadari Surga-ku Karangan Andhik Prastiarto (Rangkuman Novel Bidadari Surga-ku)
BIDADARI
SURGA-KU
Karangan
: Andhik Prastiarto
www.info-andhik.blogspot.com
Di sebuah desa yang begitu
terpencil, tinggallah seorang anak muda yang bernama Damar, ia terlahir sebagai
anak yatim piatu yang hidup serba kekurangan. Damar mempunyai seorang sahabat
yang setia mendampinginya disaat apapun, ia adalah Kumala, walaupun mereka
berdua bukan saudara kandung, akan tetapi mereka saling menyayangi satu sama
lain bahkan sudah seperti kakak / adik sendiri.
Untuk mencukupi kebutuhannya sehari
– hari, Damar bekerja di tempat pertanian dan perkebunan milik Haji Muksin, ya
walaupun hasilnya tidak begitu besar namun yang terpenting baginya ialah cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari. Saat bekerja pun Damar dan
Kumala juga selalu bersama bahkan mereka berdua selalu mendapat jatah tugas
yang sama dari sang mandor.
Haji Muksin adalah seorang saudagar
yang kaya raya, namun sayang embel – embel Haji yang ada di depan namanya,
serasa tidak pantas untuk dirinya, mengapa demikian ? Haji Muksin memang kaya
harta namun ia mempunyai sikap dan watak yang begitu keras dan kasar, selain
itu ia juga terkenal dengan kesombongannya. Di balik sikap dan wataknya yang
begitu tidak terpuji, Haji Muksin dikaruniai seorang anak perempuan dengan
paras yang cantik serta dengan hati yang begitu lembut, berbeda jauh memang
dengan Ayahnya, Haji Muksin.
Suatu hari Damar dan Kumala mendapat
jatah untuk membuat pupuk di belakang rumah Haji Muksin, tak disengaja Mereka
bertemu dengan anak perempuan Haji Muksin, ia bernama Melati, Damar dan Kumala
pun begitu terpana melihat paras cantik Melati. Lambat laun Damar mulai
tertarik dengan Melati, begitu pula dengan Melati, di balik hati kecilnya, ia
juga mulai tertarik dengan Damar.
Pada suatu malam, Damar melukis
paras cantik Melati untuk diberikan kepada Melati sendiri. Di balik semua
kekurangan Damar, ia memang punya bakat melukis, bakat tersebut di turunkan
dari Bapaknya sendiri yang saat ini telah pergi meninggalkan dirinya terlebih
dahulu. Selepas lukisan itu selesai dibuat, dibubuhkannya dua buah kata di
bawah lukisan tersebut, dua kata tersebut ialah “BIDADARI SURGA”. Keesokan
harinya Damar memberikan lukisan yang dibuatnya tersebut kepada Melati. Melati
pun begitu takjub melihat sebuah lukisan yang dibuat oleh tangan seninya Damar,
mulai sejak itulah Melati semakin tertarik dengan Damar yang dianggapnya
mempunyai kepribadian yang berbeda dengan yang lainnya.
Waktu demi waktu telah berlalu hari
demi hari telah dilewati, Damar dan Melati menjadi semakin akrab sedangkan
Kumala juga tengah akrab dengan seorang sahabat perempuan Melati, ia adalah
Mawar, sama seperti Melati, ia juga mempunyai paras yang cantik serta sikap dan
hati yang begitu mulia. Namun sampai pada suatu hari Damar dan Kumala dituduh
mencuri ayam milik Haji Muksin, Damar telah berusaha menjelaskan kepada Haji
Muksin jika ia tidak melakukan hal yang tidak terpuji tersebut, bahkan walaupun
hingga ribuan kata yang ia lontarkan kepada Haji Muksin, tak ada satupun yang
di dengar olehnya.
Semenjak peristiwa penuduhan
tersebut, Damar dan Kumala dipecat oleh Haji Muksin, bahkan Mereka berdua dikucilkan
oleh masyarakat setempat. Mereka berdua pun memutuskan untuk pergi merantau ke
Batavia, saat ini sudah berganti nama menjadi Jakarta. Melati sempat melarang Damar
dan Kumala untuk pergi ke Batavia, namun usahanya gagal tak membuahkan hasil,
tekat Damar dan Kumala sudah bulat. Sejak awal Melati memang tidak mempercayai
jika Damar dan Kumala yang mencuri ayam milik Ayahnya tersebut.
Damar dan Kumala pun jadi pergi
untuk merantau ke Batavia. Namun apalah daya nasi telah menjadi bubur, selang
beberapa hari ternyata baru terungkap jika ayam milik Haji Muksin hilang bukan
karena dicuri oleh Damar dan Kumala namun ayam itu dimasak oleh Bi Imah untuk
lauk Melati saat ia ditinggal pergi ke mekkah oleh kedua orang tuanya, Bi Imah
terpaksa menyembelih ayam milik Haji Muksin tersebut sebab di pasar sedang
tidak ada pasokan lauk pauk, dikarenakan gagal panen, maka dari itu Bi Imah
memasak ayam milik Haji Muksin tersebut. Mengapa Bi Imah baru mengaku ?
Bukannya baru mengaku tetapi saat itu Bi Imah sedang menjenguk orang tuanya
yang tengah sakit keras di rumah, sehingga ia libur beberapa hari hingga
kejadian itu terjadi.
Haji Muksin pun memutuskan untuk
menyusul Damar dan Kumala ke Batavia, bersama rombongannya. Sungguh takdir yang
sudah digariskan rapi oleh sang Maha Kuasa, rombongan Haji Muksin akhirnya
dapat kembali bertemu dengan Damar dan Kumala, Haji Muksin pun meminta maaf
kepada Mereka berdua, setelah penuh dengan bujuk rayuan akhirnya Damar dan
Kumala mau untuk diajak pulang kembali ke kampun Halaman.
Sampainya di desa, Damar dan Kumala
telah disambut oleh keluarga Haji Muksin termasuk Melati dan Mawar. Haji Muksin
pun kemudian berkata kepada Damar, “Damar,
Saya sudah tahu, jika Kamu dengan Melati saling suka, sehingga kalian berdua sudah
Saya restui, jadi kapan Kalian siap untuk menikah ?, kalau bisa secepatnya” ungkap
Haji Muksin ke Damar. Damar pun begitu gembira dengan semua ini.
Pada akhirnya Damar dan Melati
bersatu menjadi sebuah pasangan suami istri yang sah. Mereka berdua sangat
berbahagia akan kehendak Tuhan untuk Mereka. Diambillah oleh Damar sebuah
lukisan yang dibuatnya dulu untuk Melati, ia melihat 2 buah kata yang
bertuliskan “BIDADARI SURGA”, namun kemudian Damar membubuhkan sebuah kata di
belakang tulisan tersebut, sehingga menjadi “BIDADARI SURGA-KU”. Sejak saat itu
Damar dan Melati telah menjadi pasangan yang berbahagia karena dapat saling
memiliki satu sama lain.
0 comments:
Post a Comment